Tujuan Hubungan Internasional
·
Agar kita tidak
terpaku dengan urusan domestic saja tetapi juga dapat mengetahui kebijakan
Internasional;
·
Menjalin
kerjasama;
·
Agar memperluas
wawasan karena disini kita dapat merespon isu-isu/peristiwa dan perkembangan
dunia;
·
Membuka peluang
karir yang berhubungan dengan pekerjaan Internasional.
Hubungan
Internasional sebagai Subject of Study
·
Hubungan Internasional
a.
Political Relations / dunia politik (diantara Negara, actor internasional,
transnational, supranational);
Hubungan
Internasional masih berada di dalam domain politik. Yang termasuk dunia politik
adalah ilmu pemerintah, hubungan internasional. Kita tidak boleh unpolitic
terhadap politik internasional karena agar kita tidak menjadi objek politik
internasional tapi kita juga mempunyai peran dalam politik internasional.
Ketika kita tidak mempunyai peran di dalam politik internasional maka kita akan
dianggap nothing sehingga disini kita
tidak boleh menutup diri dari politik internasional.
b.
Ilmu yang
mempelajari berbagai interaksi antara actor di kancah internasional yang
meliputi Negara-negara, organisasi internasional, NGO, subnasional, serta
individu-individu yang berkaitan dengan berbagai dimensi kepentingan;
Interaksi
itu memiliki peran penting karena melalui interaksi kita akan mengetahui
perilaku-perilaku, kecenderungan-kecenderungan, arah, tindakan actor luar
negeri. Melalui interaksi kita dapat memprediksi arah tindakan kita. Misalnya
kerjasama antara Indonesia dengan IMF. Ketika kita melakukan kerjasama dengan
IMF kita dapat memprediksi keuntungan apa yang akan kita dapatkan ketika
melakukan kerjasama tersebut. Disini kita akan mengetahui mengenai pola
perilaku IMF sehingga nantinya kita akan tahu keuntungan/kerugian apa yang akan
didapatkan. Interaksi adalah diplomasi. Pak Soekarno merupakan tokoh yang
mempunyai kemampuan baik dalam bediplomasi. Kunci dari interaksi adalah
komunikasi dan informasi.
Masyarakat
dunia itu sebenarnya adalah masyarakat social sehingga disini kita harus
berinteraksi dengan publik internasional. Ex: bea cukai, kedutaan besar
Disini
administrator publik harus melayani publik internasional.
c.
Studi tentang
sosiologi masyarakat internasional (sociology
of international relations).
·
Perkembangan Studi Hubungan Internasional
-
1930’s; mulai
ada studi tentang politik internasional, geografi politik/ public opinion.
Misalnya di AS mulai disusun kurikulum dan gelar kesarjanaan HI. Di Inggris
muncul kajian sejarah politik Internasional, perkembangan dan aktifitas
lembaga-lembaga internasional.
-
PD II dan
berdirinya LBB/PBB memunculkan gagasan pemerintahan dunia (the world government), pemikiran mencapai perdamaian dunia,
-
1940’s;
munculnya perang dingin (cold war)
antara blok barat (AS, kapitalis) VS Blok Timur (USSR(Uni Soviet), sosialis).
-
1960’s &
1970’s; mulai dikenalnya actor-aktor IGO’s (inter
governmental organizations) dan INGO’s dan semakin kuatnya peran-peran
Negara-negara lain di dunia luar AS dan USSR seperti Jepang, RRC, Jerman
-
1980’s pola HI
masih state centric (bipolar antara AS dan Uni Soviet), anmun mulai muncul
kekuatan sup groups (kelompok kerjasama) Negara di beberapa kawasan dunia
seperti ASEAN, APEC
-
Hubungan
Internasional pasca perang dingin; runtuhnya Uni Soviet (1989) karena adanya
reformasi adminsrasi dari gagasan Gorbackoff yang berimplikasi pada kajian HI
a.
Secara Praktis
1.
Hilangnya
polarisasi blok barat dan blok timur dari bipolar menjadi multipolar
2.
Hilangnya
persaingan ideology (kapitalis/liberal vs sosialis.komunis)
3.
Hilangnya
bargaining position dari blok keamanan ke blok perdagangan
b.
Secara Akademis
1.
Terjadinya
perubahan orientasi konseptual/kajian teori baru sebagai pengganti paradigm
lama misalnya
§ dari paradigma idealis-realis-pluralis-strukturalis
§ dari geopolitik – geo ekonomi
§ naisonalisme – regionalism – globalisme
(“our
world become more & more complex” Stanley Hoffman)
·
Ruang Lingkup (domain)
Aspek
|
Ekonomi Politik
|
Hukum
|
Publik
|
·
Politik
Internasional
·
Politik Luar
Negeri
·
Pertahanan
& keamanan
·
Diplomasi
·
Organisasi
·
Internasional
·
Kebijakan
ekonomi intarnasional
|
·
Hukum
internasional
|
Privat
|
·
IGO
·
Kejahatan
internasional
·
Ekonomi
moneter internasional
·
Hukum privat
internasional
·
Perdagangan
internasional
·
Tourism
·
IPTEK
|
·
NGO
|
·
Aktor-aktor Hubungan Internasional
State Actors => (state, national leader, national
official, government staff)
International Relation’s Actors
Non State Actors => (MNCs, IGOs, INGOs, TOC,
Green Party)
·
Paradigma Dalam HI
1.
Paradigm realis
(realism)
·
Negara adalah
actor utama dalam bertindak, bersifat rasional (memperhitungkan cost dan benefit)
·
Strunggle for
power (real polities)
·
Bahwa sifat
dasar dari system internasional dianggap anrki, kompetitif, konfliktual,
kerjasama sesaat
·
Ketertiban /
keteraturan dunia hanya dapat dicapai melalui distribusi kekuatan (power
politics)
·
Sifat politik LN
suatu Negara; unilateralism, nationalism, deterrence, balance for power,
defence alliance
·
Tokoh penganut:
Machiaveli, Hegel. H. Morgenthao, George Bush, Margareth Thatcher. George Bush
menerapkan system strategi preventive dimana sebuah Negara akan melakukan
tindakan militer dahulu sebelum diserang.
2.
Paradigm Idealis
(Idealism)
·
Paham yang
bersifat normative bagaimana seharusnya Negara harus berbuat, apresiasi pada
opini publik misalnya tentang perdamaian, keadilan, kemanusiaan.
·
Cita-cita adanya
the world government dengan salin
bekerja sama yang baik mencapai tujuan global
·
Prinsip-prinsip
multilateralism, legality, internationalism, humanism, morality, negotiation,
compromise, harmony.
·
Tokoh
penganutnya: Bill Clinton, Woodrow Wilson, Jimmy Carter, Gorbachev, para
pemimpin Indonesia.
3.
Paradigma
Pluralis (Pluralism)
·
Actor non-state
penentu politik internasional
·
Negara bukanlah
actor tunggal (unitary actor)
·
Politik LN pada
dasarnya diwarnai konflik, kompromi atau kompetisi antar berbagai actor di luar
Negara
·
Terjadinya
hubungan internasional di dunia tidak terpaku pada power atau kepentingan
national security, tetapi sudah meluas ke berbagai bidang.
·
Tokoh: Ernst
Haas, economist
·
Paradigm yang
diakui oleh para ekonom. Hubungan internasional terjadi tanpa Negara tidak
apa-apa. Misalnya: bisnis online.
·
“state role to the end” (peran Negara
akan berakhir)
4.
Paradigma
Radikal (Radicalism)
·
Negara bukan
satu-satunya actor dalam hubungan internasional
·
Adanya
transnational economic classes
·
Marxis,
socialist internationalism
·
Jadi hubungan
internasional lebih merupakan pergulatan kepentingan kelas ekonomilevel
internasional
·
Paradigm ini
lebih ekstrim karena membagi masyarakat hanya ke dalam dua kelas yaitu kaya dan
miskin. Disini kelompok lemah fungsional terhadap kelompok kuat. Konsekuensinya
adalah adanya dominasi di dalam kelas-kelas ekonomi internasional
·
Stabilitas
ekonomi dapat berubah setiap saat, misalnya saja saat ini eropa mengalami
krisis ekonomi Spanyol dan Yunani pertumbuhan ekonominya sampai -3% sedangkan Indonesia
pertumbuhan ekonominya saat ii menjadi no 2 di dunia setelah cina. Eropa
mengalami stagnasi karena telah mendapatkan kepuasan puncak.
5.
Paradigma
merkantilisme (mercantilsm)
·
Berkaitan dengan
watak suatu Negara/actor internasional yang hanya memburu kepentingan ekonomi
internasional
·
Munculnya taktik
dagang yang cenderung menguntungkan diri sendiri, seperti; proteksionisme,
isolasionisme, politik dumping, standar ganda, deregulasi/regulasi
·
Misalnya china,
jepang, AS
6.
Paradigma
Liberalisme (Liberalism)
·
Politik Luar Negeri Yaitu:
1.
Suatu pola
perilaku dan keputusan/kebijakan yang diwujudkan oleh sutau Negara sewaktu
memperjuangkan kepentingannya dalam kerangka hubungan dengan Negara-negara
lain, stake holdernya adalah luar negeri.
2.
Politik LN
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang mengikuti serangkaian
tindakan khusus yaitu begaimana suatu Negara dapat:
o Menentukan tujuan LN-nya
o Menyususn prioritas-prioritas
o Menggerekkan mesin pengambil kebijakan LN
o Mengelola dan memanfaatkan SDA/SDM untuk bersaiong
dengan Negara lain
*system
kelembagaan LN Negara kita masih belum integrated
·
Prinsip tujuan kebijakan LN
1.
Prinsip
integritas (jati diri bangsa)\
Mempertahankan
integritas Negara. Menjaga wilayah terutama urusan yang beraspek territorial
(hak kesatuan geografis), yaitu:
o Pemeliharaan hak atas semua daerah yang dinyatakan
sebagai milik Negara
o Pengelolaan dna pengamanan daerah perbatasan (border
area)
o Penyelesaian daerah sengketa (penyerahan, penambahan
wilayah)
2.
Prinsip
meningkatkan kepentingan ekonomi
Berurusan
dengan:
o Modal Negara (termasuk letak geografis, man power)
untuk meningkatkan kemakmuran Negara
o Cara memanfaatkan natural resources
o Cara bekerjasama dengan lembaga ekonomi/keuangan
3.
Prinsip keamanan
nasional
Ada
3 national security:
o Kesiapsiagaan politik
Dapat
dilakukan dengan cara:
§ Menciptakan jaringan treaty
§ Memanfaatkan isi/ketegangan internasional/regional
untuk kebijakan tertentu
§ Menlaksanskan kebijakan LN yang didukung rakyat
§ Kemampuan negosisasi untuk menghindari ancaman
§ Kemampuan memanfaatkan organisasi internasional
o Kesiapsiagaan ekonomi
Dapat
dilakukan dengan cara:
§ Kepemilikan mineral esensial, bahan pangan,
penguasaan jalur distribusi bahan
§ Kemampuan industry
§ Prinsip know-how dalam administrasi, manajemen, industry,
termasuk teknologi militer/persenjataan (military industry)
§ Kemampuan keuangan/kekayaan nasional
o Kesiapsiagaan militer
Dapat
dilakukan dengan cara:
§ Pemahaman atas musuh-musuh potensial dalam situasi
aman maupun ancaman
§ Lembaga/organisasi militer yang responsive dan mampu
beroprasi secara efektif dari darat/ laut/ udara
§ Moderenisasi peralatan perang dan keberlanjutannya
Ketika Negara tidak terlalu bergantung
dengan militer maka mengindikasikan behwa negaranya cenderung stabil Indonesia
termasuk kedalam Negara yang national securitynya bagus.
4.
Prinsip
Melindungi Martabat Nasional
5.
Prinsip
Membangun Kekuasaan (Pengaruh)
o Sebagai kemampuan suatu Negara dalam kancah
internasioanal untuk menguasai (mempengaruhi) perilaku pihak Negara lain untuk
mencapai tujuan politik LN
o Merupakan prinsip paling universal dalam politik LN
o Misalnya produk sama yang dihasilkan oleh singapura
dikenal lebih baik dari produk indenesia
·
Ada beberapa TIPOLOGI Kebijakan LN
1.
Kebijakan Bersifat Umum (Nasional-Internasional)
·
Tidak
dimanifestasikan secara langsung (tersirat/emplisit) sebagai program
·
Bersifat
contingency
·
Misalnya
kebijakan politik bebas aktif, anti senjata nuklir, pro-Palestina, polisi
dunia, containtment policy AS.
Kebijakan
Publik Adalah : sesuatu yang dipilih/diputuskan oleh pemerintah untuk dilakukan
atau tidak dilakukan
2.
Kebijakan dalam rangka Misi Eko-Pol Nasional
·
Berhubungan
dengan tujuan mengejar kesejahteraan rakyat, mengkokohkan integritas bangsa
·
Ada hubungan
langsung ddengan para pihak/Negara
·
Ada kesepakatan,
MoU
·
Misalnya misi
kerjasama ekonomi, investasi, promosi perdagangan/pariwisata, keanggotaan dalam
organisasi-organisasi internasional
3.
Kebijakan LN bersifat Administrative
·
Tujuan menjamin
terselenggaranya proses administrative tata kelola hubungan LN
·
Disusun oleh
birokrasi pemerintah yang bertugas melaksanakan hubungan LN (Deplu, Menkeu,
Depdagri, Dikti, dll)
·
Sebagai
oprasionalisasi keputusan LN (misi nasional)
·
Keputusan
perwakilan LN (kedubes)
·
Misalnya: Haji
4.
Kebijakan LN bersifat Kritis
·
Suatu keputusan
politik LN yang dapat muncul sewaktu-waktu didesak oleh keadaan yang memaksa
·
Misalnya dalam
situasi ancaman/perang, melindungi WN, masalah lingkungan/bencana alam.
5.
Pembuatan Keputusan LN
Langkah 1:
Merumuskan
situasi (define of the situation), yakni mampu mendeskripsikan inti
permasalahan, mengetahui informasi sebanyak dan sedetail mungkin tentang
kasus/isu yang ingin diputuskan masalahnya (making investigation/ will tap),
mendalami info tentang Negara lain, relevansi. Karena diisni kebijakan luar
negeri harus memahami situai terlebih dahulu. Misalnya kebijakan untuk menghindari
kenaikan harga minyak mentah.
Langkah 2:
Menentukan
tujuan (select goals)
Untuk
kepentingan apa (politik,ekonomi), tujuans esaat/jangka panjang. Kalkulasi
resiko dan keuntungannya.
Langkah 3:
Pencarian
alternative-alternatif. Mengelola dan menemukan secara kreatif
Langkah 4:
Setelah
ditemukan berbagai alternative maka memilih dan memilah berbagai alternative
tindakan yang paling sempurna dan Less Risk.
·
The Decision Making Model
Model Pembuatan
Keputusan LN
1.
Model Politik Birokrasi
o Model pembuatan keputusan LN yang didasarkan pada
hasil pemikiran bersama kalangan birokrat. Dicontohkan oleh Negara besar
seperti USA dimana keputusan LN AS terhadap timur tengah (Libya) harus ada
dibawah pertimbangan kongres. Popularitas presiden bisa turu akibat hubungan
LN.
o Merupakan proses politik yang meliputi
perundingan-perundingan (bargaining), kompromi (compromise) dan
penyesuaian-penyesuaian (adjustmen)
2.
Model Adaptif (the adaptive model) Rosenau:1974
o Bahwa kebijakan LN merupakan konsekuensi dari
perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal & internal, sehingga suatu
Negara (state leader) perlu selalu melakukan adaptasi. Misalnya perubahan
regulasi dari adanya pasar bebas.
1.
Model Incremental (Tanpa Misi yang Jelas)
o Model pembuatan kebijakan LN yang cenderung berupa
penambahan-penembahan
o Bukan atas perhitungan/ pertimbangan rasional yang
menyeluruh dan berjangka panjang
o Adanya ketidakpastian
·
Diplomacy
o “the application
of independent tactics to conduct official relations between government of
independent states” (Harold K. Nicolson, 1972:475)
Ciri:
tercatat sebagai diplomat, dari Negara merdeka, terikat dengan aturan lain.
o “means of the
employment of tact, shrewdness, and skill in any negotiation or transaction”
(Quincy Wright 1955:25-30)
o “thr business
of communication training and formal procedures- is designed to enchance such
communication” (David Ziegler 1984:272-273)
o Tugas-tugas pokok diplomat
1.
Melaksanaka
kebijakan/politik negaranya;
2.
Melindungi
kepentingan Negara & warganya;
3.
Memberikan
informasi, bahan-bahan keterangan, laporan-laporan kepada pemerintahnya tentang
perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia
o 5 Fungsi pokok yang melekat dalam tugas diplomat
1.
Conflict
management
2.
Solving problem
between nations
3.
Improving
communications between governments concerning issues
4.
Negotiations of
international agreements
5.
Overall program
management
(Poullanda,
1974:194-202)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar